Rabu, 08 Juli 2015

Reproduksi

REPRODUKSI FUNGI

Spora fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara seksual maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler, tetapi ada juga spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang terspesalisasi. Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat, fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal spora secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut berkecamabh jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai (Campbell, 2003). Kebanyakan fungi adalah haploid selama bagian terbesar siklus hidupnya. Ketika kondisi-kondisi lingkungan mencukupi untuk pertumbuhan, reproduksi berlangsung secara aseksual. Spora- spora haploid terbentuk dalam spongarium di sporangiofora. Karena hifa haploid, tidak diperlukan proses meisosis untuk menghasilkan spora dalam jumlah besar yang terbentuk dalam sporangium. Ketika sporangium pecah, spora diangkut oleh aliran udara, air, atau hewan menuju tempat-tempat yang jauh maupun dekat, di mana terdapat substrat yang sesuai bagi pertumbuhn miselium baru. Reproduksi seksual biasanya terjadi ketika suplai makanan sedikit, atau jika tidak tercapai kondisi-kondisi kelembaban dan temperatur yang optimal (Fried dan Hademenos, 2005: 328-329).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar