REPRODUKSI
FUNGI
Spora
fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara seksual
maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler, tetapi ada
juga spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang
terspesalisasi. Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat,
fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal spora
secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut berkecamabh
jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai (Campbell,
2003). Kebanyakan fungi adalah haploid selama bagian terbesar siklus hidupnya.
Ketika kondisi-kondisi lingkungan mencukupi untuk pertumbuhan, reproduksi
berlangsung secara aseksual. Spora- spora haploid terbentuk dalam spongarium di
sporangiofora. Karena hifa haploid, tidak diperlukan proses meisosis untuk
menghasilkan spora dalam jumlah besar yang terbentuk dalam sporangium. Ketika sporangium
pecah, spora diangkut oleh aliran udara, air, atau hewan menuju tempat-tempat
yang jauh maupun dekat, di mana terdapat substrat yang sesuai bagi pertumbuhn
miselium baru. Reproduksi seksual biasanya terjadi ketika suplai makanan
sedikit, atau jika tidak tercapai kondisi-kondisi kelembaban dan temperatur
yang optimal (Fried dan Hademenos, 2005: 328-329).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar